Minggu, 28 Juli 2013

Lirik Lagu Maroon 5 - Sad


MAROON 5 SAD
Man, it’s been a long day
Stuck thinking ’bout it driving on the freeway
Wondering if I really tried everything I could
Not knowing if I should try a little harder
Oh, but I’m scared to death
That there may not be another one like this
And I confess that I’m only holding on by a thin thin thread
I’m kicking the curb cause you never heard
The words that you needed so bad
And I’m kicking the dirt cause I never gave you
The place that you needed to have
I’m so sad, saaad
Man, it’s been a long night
Just sitting here, trying not to look back
Still looking at the road we never drove on
And wondering if the one I chose was the right one
Oh, but I’m scared to death
That there may not be another one like this
And I confess that I’m only holding on by a thin thin thread
I’m kicking the curb cause you never heard
The words that you needed so bad
And I’m kicking the dirt cause I never gave you
The place that you needed to have
I’m so sad, saaad
I’m so sad, so sad
Oh, but I’m scared to death
That there may not be another one like this
And I confess that I’m only holding on by a thin thin threat
I’m kicking the curb cause you never heard
The words that you needed so bad
And I’m kicking the dirt cause I never gave you
The place that you needed to have
And I’m kicking the curb cause you never heard
The words that you needed so bad
I’m so sad, so sad

Cerpen


Berjuang Demi Biaya Pendidikan
          Hari itu Ijah bersama ayahnya pergi ke sekolah untuk mengetahui pengumuman kelulusan ujian akhir nasional di sekolah menengah pertamanya.Kekhawatiran selalu membayangi Ijah dan semua teman-temannya.
            “Jah,ijah??sini nak..” Suara seorang guru BK disekolahnya
            “Iya,Bu.”Jawab Ijah singkat.
            “Ibu mau minta tolong,kamu dan kedua temanmu nanti ikut diruang pertemuan buat bantu-bantu ibu disana.” Senyum guru BK yang manis itu menghiasi bibir merahnya.
“Siapa bu?”Tanya Ijah
“Kamu,Hida,dan Anto.” Jawab guru sambil beranjak meninggalkan Ijah.
Ijah merasa takut dan cemas,mengapa hanya dia dan 2 temannya yang cukup pintar itu yang diminta bantuan.Kemudian Ijah menghubungi kedua rekannya dan kemudian membantu guru membagikan snack kepada wali murid didepan ruang pertemuan.
            Tak lama kemudian rapat pun dimulai dan ketiga anak mungil tadi dipanggil untuk masuk kedalam ruangan.Hati Ijah pun bertanya-tanya mengapa mereka dipanggil kedalam ruang mengerikan itu.Ternyata setelah dibacakan pengumuman kelulusan keiga anak ini mendapat juara berurutan.Anto mendapat juara perama,Ijah mendapat juara kedua dan Hida mendapat juara ketiga.
            Saat itu, bagi anak yang mendapat juara pertama akan diberikan hadiah berupa satu buah laptop.Mata Ijah pun berkaca kaca seakan ingin menangis  karena kekecewaan yang dia terima,selama ia sekolah di SMP itu Ijah selalu mendapat juara pertama dikelas dan juga juara umum disekolahnya.Tapi kali ini ia harus menerima keunggulan Anto daripada Ijah.Padahal Ijah sudah berusaha keras untuk meraih juara pertama disekolahnya.
            Namun,ia tetap bersyukur karena Allah telah memberikan juara kedua untuknya.Nasibnya sedikit lebih beruntung daripada kelima temannya yang tidak lulus ujian.
            Hari itupun berlalu,sekarang waktunya Ijah memkirkan harus kemana ia melangkah setelah lulus dari SMP itu.Banyak teman-temannya yang memilih jalur pernikahan setelah lulus dari sekolahnya.Namun,Ijah tidak ingin cepat menikah,umurnya yang masih belum cukup dan keinginan besar Ayahnya agar Ijah melanjutkan sekolah membuat Ijah mencoba mendaftar dibeberapa sekolah dikotanya.
                                                                        ***
            Sekolah pertama yang Ijah pilih adalah sekolah diluar kota yang sudah kondang di Indonesia.Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki 9 jurusan.Disekolah ini,Ijah mengambil jurusan IT.Sempat melintas dibenaknya bahwa ia akan mengambil jurusan otomotif ,tetapi persaingan yang ketat membuat dia mengurungkan niatnya mengambil jurusan itu.
            Sekolah kedua yang ia pilih adalah salah satu sekolah SMK tebaik dikotanya.Dia mengambil jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.Karena ketidaktelitian Ijah,ia tak mnyadari bahwa pada tanggal yang sama ia akan mengikuti tes disekolah pertama yang ia coba.Tapi apa boleh buat,uang pendaftaran tidak dapat dicabut kembali.
Sekolah ketiga yang ia coba adalah salah satu sekolah SMK swasta dikotanya.Di sekolah itu,ia mengambil jurusan otomotif.Setelah mengikuti beberapa tes pendaftaran,Ijah berhasil menduduki peringkat kedelapan dari ratusan siswa yang mendaftar.
            Beberapa hari kemudian,Ijah menuju sekolah SMK yang ada diluar kotanya.”Alhamdulillah..”Ujar Ijah teriring senyum lebar dipipinya.Dia senang bisa diterima disekolah favorit itu.Kemudian dia pulang diantar oleh pamannya.Sesampai dirumah Ijah menunjukkan Daftar Biaya yang harus dibayarkan Ayahnya pada saat daftar ulang.
“Weh?kok banyak sekali,Nduk?Bagaimana ayah membayarnya??” Sahut ayah dengan kaget
“Wes to pak,carilah utang dirumah bapakku.yang penting anak kita ini bisa masuk disekolah itu dulu,masalah mengganti uangnya kita pikir belakangan.”Jawab Ibu Ijah.
“Itu bisa dicicil pak.”Jawab Ijah dengan nada sedih.
            Kemudian Ijah berlari ke kamrnya dan berdoa kepada Allah memohon pertolongan.Hari Kamis pun tiba,saatnya Ijah kembali kesekolah barunya dan daftar ulang bersama ayahnya.Saat itu,semua biaya yang diperlukan sudah ada disaku ayahnya.
                                                              ***
            Hari ini adalah hari pertama Ijah masuk sekolah,ia sekarang sudah lepas dari keluarganya.Karena Ijah tinggal disebuah kost putri samping sekolahnya.Setiap hari Ijah belajar dengan giat karena ia merasa takut akan tidak naik kelas karena saingan dikelasnya sangat banyak.
            Ayah dan ibunya pun giat bekerja di ladang keluarga yang jumlahnya pun tak seberapa.Sapi yang dipelihara ayahnya pun satu persatu hilang terjual untuk biaya sekolah Ijah.Bahkan,perhiasan Ibunya pun juga ikut terjual.Hutang pun belum terlunasi bahkan terus bertambah.
            Sempat terlintas dipikiran Ijah bahwa ia kasian terhadap keluarganya.Dia akan membuktikan pada keluarganya bahwa ia bisa menjadi anak yang bisa dibanggakan.
                                                                ****
Hari itu adalah pembagian rapor.Akhirnya sedikit senyum menghiasi wajah ayah Ijah karena hasil belajar Ijah yang bagus.Ia mendapatkan juara ketiga dikelasnya.Sesampainya dirumah,Ibu dan Adik Ijah pun senang mendengar berita bahagia ini.
            Semakin giat keluarga petani ini mencari nafkah untuk sekolah Ijah dan Adiknya yang akan masuk Sekolah Menengah Pertama.Untung saja Adik Ijah adalah anak yang tidak nakal,bahkan ia bisa menabung sampai 1,6 juta dari hasil sakunya selama kelas 6 SD.Tapi,uang tabungannya jya ludes untuk membantu biaya sekolah Ijah yang sangat  mahal.
            Ayah Ijah tetap optimis,bahkan beliau pengen suatu hari nanti Ijah bisa bekerja diluar negeri dan mewujudkan mimpi Ijah untuk menaikkan haji kedua orangtuanya.Ibu ijah pun sangat mendukung,beliau selalu memotivasi anak-anaknya ketika anak-anaknya mulai males-malesan.
                                                                        ***
            “Yang penting kita udah menanam,waktunya dikasih pupuk ya dikasih..waktunya disiram ya disiram..besok terserah Allah bagaimana hasilnya,yang penting usaha dulu.” Kalimat yang selalu diucapkan ibu Ijah untuk memotivasi.
“Yang penting bisa..nggak usah dapat juara seperti mbak Ijah ndakpapa” Prinsip adik Ijah yang bernama Joko..
“Kamu belajar yang giat,bapak dan ibuk disini berjuang buat kamu mati-matian mencari hutang,semua ternak dijual,dan perhiasan ibumu ludes.Bahkan tabungan adikmu masih belum bapak ganti.Kamu nggak usah mikir neko-neko,pikir pacar itu belakangan yang penting pertahankan prestasi kamu ya Jah..” Kata Bapak..
            Semoga Ijah dan adiknya sukses.AMIN...