Berjuang Demi Biaya Pendidikan
Hari
itu Ijah bersama ayahnya pergi ke sekolah untuk mengetahui pengumuman kelulusan
ujian akhir nasional di sekolah menengah pertamanya.Kekhawatiran selalu
membayangi Ijah dan semua teman-temannya.
“Jah,ijah??sini
nak..” Suara seorang guru BK disekolahnya
“Iya,Bu.”Jawab
Ijah singkat.
“Ibu
mau minta tolong,kamu dan kedua temanmu nanti ikut diruang pertemuan buat
bantu-bantu ibu disana.” Senyum guru BK yang manis itu menghiasi bibir
merahnya.
“Siapa bu?”Tanya Ijah
“Kamu,Hida,dan Anto.” Jawab guru sambil
beranjak meninggalkan Ijah.
Ijah merasa
takut dan cemas,mengapa hanya dia dan 2 temannya yang cukup pintar itu yang
diminta bantuan.Kemudian Ijah menghubungi kedua rekannya dan kemudian membantu
guru membagikan snack kepada wali murid didepan ruang pertemuan.
Tak
lama kemudian rapat pun dimulai dan ketiga anak mungil tadi dipanggil untuk
masuk kedalam ruangan.Hati Ijah pun bertanya-tanya mengapa mereka dipanggil
kedalam ruang mengerikan itu.Ternyata setelah dibacakan pengumuman kelulusan
keiga anak ini mendapat juara berurutan.Anto mendapat juara perama,Ijah
mendapat juara kedua dan Hida mendapat juara ketiga.
Saat
itu, bagi anak yang mendapat juara pertama akan diberikan hadiah berupa satu
buah laptop.Mata Ijah pun berkaca kaca seakan ingin menangis karena kekecewaan yang dia terima,selama ia
sekolah di SMP itu Ijah selalu mendapat juara pertama dikelas dan juga juara
umum disekolahnya.Tapi kali ini ia harus menerima keunggulan Anto daripada
Ijah.Padahal Ijah sudah berusaha keras untuk meraih juara pertama disekolahnya.
Namun,ia
tetap bersyukur karena Allah telah memberikan juara kedua untuknya.Nasibnya
sedikit lebih beruntung daripada kelima temannya yang tidak lulus ujian.
Hari
itupun berlalu,sekarang waktunya Ijah memkirkan harus kemana ia melangkah
setelah lulus dari SMP itu.Banyak teman-temannya yang memilih jalur pernikahan
setelah lulus dari sekolahnya.Namun,Ijah tidak ingin cepat menikah,umurnya yang
masih belum cukup dan keinginan besar Ayahnya agar Ijah melanjutkan sekolah
membuat Ijah mencoba mendaftar dibeberapa sekolah dikotanya.
***
Sekolah
pertama yang Ijah pilih adalah sekolah diluar kota yang sudah kondang di
Indonesia.Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki 9 jurusan.Disekolah ini,Ijah
mengambil jurusan IT.Sempat melintas dibenaknya bahwa ia akan mengambil jurusan
otomotif ,tetapi persaingan yang ketat membuat dia mengurungkan niatnya
mengambil jurusan itu.
Sekolah
kedua yang ia pilih adalah salah satu sekolah SMK tebaik dikotanya.Dia
mengambil jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.Karena ketidaktelitian Ijah,ia
tak mnyadari bahwa pada tanggal yang sama ia akan mengikuti tes disekolah
pertama yang ia coba.Tapi apa boleh buat,uang pendaftaran tidak dapat dicabut
kembali.
Sekolah
ketiga yang ia coba adalah salah satu sekolah SMK swasta dikotanya.Di sekolah
itu,ia mengambil jurusan otomotif.Setelah mengikuti beberapa tes
pendaftaran,Ijah berhasil menduduki peringkat kedelapan dari ratusan siswa yang
mendaftar.
Beberapa
hari kemudian,Ijah menuju sekolah SMK yang ada diluar kotanya.”Alhamdulillah..”Ujar
Ijah teriring senyum lebar dipipinya.Dia senang bisa diterima disekolah favorit
itu.Kemudian dia pulang diantar oleh pamannya.Sesampai dirumah Ijah menunjukkan
Daftar Biaya yang harus dibayarkan Ayahnya pada saat daftar ulang.
“Weh?kok banyak sekali,Nduk?Bagaimana
ayah membayarnya??” Sahut ayah dengan kaget
“Wes to pak,carilah utang dirumah
bapakku.yang penting anak kita ini bisa masuk disekolah itu dulu,masalah
mengganti uangnya kita pikir belakangan.”Jawab Ibu Ijah.
“Itu bisa dicicil pak.”Jawab Ijah dengan
nada sedih.
Kemudian
Ijah berlari ke kamrnya dan berdoa kepada Allah memohon pertolongan.Hari Kamis
pun tiba,saatnya Ijah kembali kesekolah barunya dan daftar ulang bersama
ayahnya.Saat itu,semua biaya yang diperlukan sudah ada disaku ayahnya.
***
Hari
ini adalah hari pertama Ijah masuk sekolah,ia sekarang sudah lepas dari
keluarganya.Karena Ijah tinggal disebuah kost putri samping sekolahnya.Setiap
hari Ijah belajar dengan giat karena ia merasa takut akan tidak naik kelas
karena saingan dikelasnya sangat banyak.
Ayah
dan ibunya pun giat bekerja di ladang keluarga yang jumlahnya pun tak
seberapa.Sapi yang dipelihara ayahnya pun satu persatu hilang terjual untuk
biaya sekolah Ijah.Bahkan,perhiasan Ibunya pun juga ikut terjual.Hutang pun
belum terlunasi bahkan terus bertambah.
Sempat
terlintas dipikiran Ijah bahwa ia kasian terhadap keluarganya.Dia akan
membuktikan pada keluarganya bahwa ia bisa menjadi anak yang bisa dibanggakan.
****
Hari itu
adalah pembagian rapor.Akhirnya sedikit senyum menghiasi wajah ayah Ijah karena
hasil belajar Ijah yang bagus.Ia mendapatkan juara ketiga
dikelasnya.Sesampainya dirumah,Ibu dan Adik Ijah pun senang mendengar berita
bahagia ini.
Semakin
giat keluarga petani ini mencari nafkah untuk sekolah Ijah dan Adiknya yang
akan masuk Sekolah Menengah Pertama.Untung saja Adik Ijah adalah anak yang
tidak nakal,bahkan ia bisa menabung sampai 1,6 juta dari hasil sakunya selama
kelas 6 SD.Tapi,uang tabungannya jya ludes untuk membantu biaya sekolah Ijah
yang sangat mahal.
Ayah
Ijah tetap optimis,bahkan beliau pengen suatu hari nanti Ijah bisa bekerja
diluar negeri dan mewujudkan mimpi Ijah untuk menaikkan haji kedua orangtuanya.Ibu
ijah pun sangat mendukung,beliau selalu memotivasi anak-anaknya ketika
anak-anaknya mulai males-malesan.
***
“Yang
penting kita udah menanam,waktunya dikasih pupuk ya dikasih..waktunya disiram
ya disiram..besok terserah Allah bagaimana hasilnya,yang penting usaha dulu.”
Kalimat yang selalu diucapkan ibu Ijah untuk memotivasi.
“Yang
penting bisa..nggak usah dapat juara seperti mbak Ijah ndakpapa” Prinsip adik
Ijah yang bernama Joko..
“Kamu
belajar yang giat,bapak dan ibuk disini berjuang buat kamu mati-matian mencari
hutang,semua ternak dijual,dan perhiasan ibumu ludes.Bahkan tabungan adikmu
masih belum bapak ganti.Kamu nggak usah mikir neko-neko,pikir pacar itu
belakangan yang penting pertahankan prestasi kamu ya Jah..” Kata Bapak..
Semoga
Ijah dan adiknya sukses.AMIN...